Desember 16, 2016

Allah Menunjukkan Jodohku

Jadi ceritanya Mas suami kepoin blog istrinya. Terus bilang kok sekarang udah nikah sama Mas ga ditulis di blog? He he.. Terus istri nanya,"emang boleh sama mas kalo aku tulis di blog?" Katanya boleh-boleh aja.. Ok deh Mas suami Sayang.. Ini atas izin suami lho ya..

Jadi begini ceritanya..

Aku ga akan cerita gmn awal mula ketemu pacaran dll karena bakalan panjaaang bgt kayak sinetron stripping.. Yang bakal aku share itu ttg penyatuan dua hati kita.. eciiieee.. 😁😁

Jadi dulu pas jaman galau2an itu timbul pertanyaan di kepala dan hati "gimana sih kita bisa yakin kalo orang itu adalah jodoh kita?". Para buk ibuk atau mbak embak baik yang udah married atau masih single pasti pernah dong terlintas pertanyaan-pertanyaan macam itu. Dan pertanyaan itu yg dulu bikin aku bingung. Lalu akhirnya jawaban ternyata selalu ada pada 1 tempat buk ibuk. Ada yang tau? Ada yang bisa jawab?

Iya.. Jawabannya selalu ada sama Allah. Siapa sih Zat Maha Pencinta di seluruh alam semesta ini? Jawabannya adalah Allah.

Allah yang punya cinta. Allah yang punya orang yang kita cintai dan mencintai kita. Jadi kalo bingung tanya aja sama Allah. Allah akan menunjukkan ke kita apakah jalan yang kita tempuh atau orang yang kita cintai ini adalah yang terbaik buat kita.

Memasuki usia dimana temen2 dan sodara2 yang seumuran mulai pada married dan punya anak maka akupun juga pengen he he.. Disamping itu Mas suami ketika itu udah bolak balik nanyain,"kapan Mas nembung k Bapak dek?" Jadi emang Mas suami dari awal udah bilang kalo hubungan ini bukan cuma pacar2an aja tapi kita emang berniat serius untuk ke tahap selanjutnya. Bayangin aja baru seminggu pacaran aku udah diajakin nikah. Tapi disitu point plusnya. Berarti ni laki ga cuma niat main2 aja yg kesana kesini pergi brg tapi cuma mainin hati orang. Uppss..

Setelah aku sendiri memantapkan hati aku minta petunjuk yang terbaik dari Allah. Sholat istikhoroh dan selalu minta petunjuk saat sholat wajib dan sunnah. Maka akhirnya aku beranikan diri untuk bertanya pada Bapak kalo Mas Wahyu pengen ketemu Bapak dan nembung. Dan alhamdulillah Bapak menanggapi dengan positif. Dan besoknya tibalah masa Mas suami nembung sendiri seorang diri ke bapakku. Dan disitu Mas suami keliatan bgt gugupnya hehe..

Ya begitulah akhirnya proses lamaran yang ketika itu Mas suami lagi sakit. Terus ada getok dina atau penentuan hari pernikahan. Dan Mas suami sempet bolak balik RS karena sakit juga. Ditengah Mas suami sakit aku mempersipkan undangan souvenir sambil terus berdoa kesembuhan Mas suami. Udah gitu adaa aja yg bikin bete ada yang nyebar fitnah inilah itulah. Yah mungkin ada yg ga rela ya kalo kita nikah. Ya begitulah katanya cobaan sebelum nikah. dan akhirnya sampailah pada tanggal 5 Desember 2015 terucaplah ijab qobul Mas suami dan alhamdulillah Mas suami juga udah Sehat.

Ya begitulah prosesnya mendapat jodoh. Jadi kemantapan itu dicari dan kalo bingung tanya aja sama Allah. Pasti Allah akan menunjukkan jalannya.

Januari 27, 2015

don't let me be alone or I can't control what's in my mind.. this is honesty

pernah ga sih ngerasa ketika kita lagi suka akan sesuatu tiba-tiba seluruh dunia seolah-olah menentang apa yang kamu suka itu? bisa berupa apa aja.. bisa benda mati atau benda hidup atau kata kerja.
teman misalnya, atau apa ajalah yang bisa kamu cintai dan sayangi..
memang salahkah kalo kita sayang atau nyaman dengan seseorang atau sekelompok orang? salah ya kalo kita menikmati waktu kita bersama?
memangnya kebersamaan kita mengganggu?
kenapa ketika kita yang berbahagia banyak orang yang nyinyir?
boleh kan kita mencari kenyamanan dengan orang-orang yang "klik" banget sama kita?
kalo memang kita gak "klik" dengan kalian, tolong jangan paksa kami untuk..untuk selalu berada di antara hal yang membuat kami ga nyaman.
kami cuma ingin menjadi diri kami sendiri tanpa kami harus berpura-pura.
kenyamanan itu ga bisa dipaksain.
you'll know our joke if you are at the same level as our mental health. jika kalian merasa lebih baik atau lebih suci dari kami, tolong jangan paksa kami yang sinting ini untuk selalu berada bersama kalian.
kami tau kok apa yang kami lakukan. ketika kami bersenang-senang akan kami pastikan pekerjaan kami sudah beres. so please dont make us to be so uncomfortable in our own society.

and once more, please be a good woman. perempuan yang baik tahu mana yang punya dia, mana yang bukan. jadi tolong bersenang-senang saja dengan apa yang kamu miliki, bukan bersenang-senang atau malah mengganggu milik orang lain.

Januari 24, 2015

in this situation

i can't be alone
literally alone
if im alone now, my mind goes crazy
thinking about something bad that not actually happen in reality
i have to be surrounded by people. i need to be distract
so i can't think about the thing i dont wanna think
so please dont leave me alone
especially in this room and in this society

Juli 11, 2014

di atas rel kereta api

Seorang anak manusia duduk terdiam. Pandangannya kosong menatap jendela kaca kereta yang gelap gulita mencerminkan gelapnya malam di luar sana. Kereta ekonomi terus melaju dengan goncangan dan bunyi mesinnya yang khas. Seakan bisingnya suara kereta tidak mengusik lamunan anak itu. Apa gerangan yang dipikirkannya?

Kereta melintasi tanah parahyangan menembus gelapnya malam. Tidak sedetik pun mata anak itu tertutup. Pandangannya terus kosong menatap jendela. Perlahan air mata menetes di pipi bulat kemerahannya. Dengan cepat dia mengusap sambil melihat sekelilingnya dimana orang-orang di samping dan depannya sudah terlelap di tengah malam buta itu. Dia pun mengecek jam tangan casio-nya, ternyata jarum menunjukkan pukul 2 pagi. Tidak ada kantuk yang mengampiri pelupuk matanya.

"Datanglah kantuk. Datanglah dan bawa aku ke dunia mimpi. Buatlah aku lupa padanya barang sekejap saja." Kata anak itu dalam hati.

Tapi tetap saja kantuk tak menghampirinya. Dia pun tak tahan lagi. Diambilnya handphone-nya dalam saku. Jarinya menuju menu gallery dan masuk menuju folder dengan nama "sahabat selamanya". Nafasnya tercekat ketika folder terbuka dan menampilkan foto-foto sekelompok anak laki-laki. Dilihatnya satu persatu foto tersebut. Ada dua orang anak lelaki usia 5 tahunan sedang menaiki sepeda di depan sebuah rumah. Foto tersebut terlihat seperti foto dalam bentuk hard difoto kembali menggunakan kamera handphone. Salah seorang anak dalam foto itu adalah dirinya.
Lalu dia menggeser foto pertama pada layar handphone screentouch-nya. Muncullah foto kedua. Dua anak lelaki seusia anak kelas 4 SD saling berangkulan. Anak lelaki yang satu memegang layangan merah putih dan versi kecil dirinya mengacungkan jempol layaknya logo salah satu stasiun televisi swasta yang terkenal pada zaman itu.

Foto ketiga adalah foto dua anak remaja laki-laki yang sedang bermain gitar. Keduanya menampilkan senyum lebar dan terasa bahagia sekali dapat memainkan lagu kesukaan mereka dengan gitar tersebut.

Foto keempat menampilkan dua pemuda di sebuah lapangan basket dengan bola basket berada pada tangan versi muda anak itu. Sedangkan temannya terlihat sedang minum es limun yang dibungkus kantong plastik bening dan sedotan merah untuk menghisap limun.
Dia mencoba menggeser layar handphonenya untuk menampilkan foto selanjutnya pada folder tersebut. Tapi layar tetap terdiam menandakan foto keempat adalah foto terakhir.
Hatinya perih seolah tersayat. Pikirannya melayang tak karuan.

"Jika kejadian itu tak pernah terjadi, pasti sekarang di sampingku duduk sahabatku yang paling berharga," gumamnya dalam hati sambil tanpa sadar tangannya terkepal. "Sekarang ini seharusnya Kau duduk disampingku. Kita berangkat bersama menuju kota impian kita untuk menuntut ilmu. Kota di tanah Jawa, tempat pelajar berkumpul dan menimba pengetahuan sembari dimanjakan budaya serta suasana hangat kota itu. Seharusnya Kau di sini bersamaku, kawan!" Kepalan tangannya menguat dan tanpa disadari air mata mulai menetes lagi di pipinya.
Air mata itu ia usap kembali. Dia mengambil ipad di tas ranselnya. Tangannya menuju google chrome dan mengetikkan alamat web sebuah koran elektronik. Dia cari berita 6 bulan yang lalu. Dan ketemulah artikel yang dicarinya.

"Naas, seorang pelajar SMA dikeroyok dan dilempar dari atas kereta api"

Judul artikel yang membuat dadanya serasa tertusuk dan tercabik. Tak sanggup dia untuk membaca isi artikel itu. Tak sanggup dia membayangkan bagaimana kekerasan yang dialami sahabat yang sudah seperti saudara baginya hingga kehilangan nyawanya. Itulah sebabnya, itulah mengapa dia begitu tak suka bepergian menggunakan kereta api. Karena kereta api menjadi saksi mata apa yang terjadi pada sahabatnya. Dan tanpa bisa ditahan diapun seolah ikut menyaksikan kejadian itu.

Tapi hari ini dia memutuskan untuk mengakhiri kebenciannya terhadap kereta api. Biarlah kereta api menjadi saksi mata meninggalnya sahabat yang sangat ia cintai, yang telah mengucap janji untuk menunaikan pendidikan bersama di kota impian mereka. Dia sadar, sekarang saatnya dia melanjutkan sendiri impian yang telah mereka bangun.

Pukul 4.30 pagi kereta berhenti di Stasiun Lempuyangan. Para penumpang kereta sudah mulai terbangun dan bersiap untuk turun. Anak itu pun mengambil tas ransel dari bawah tempat duduknya, kemudian mengantri berjalan menuju pintu kereta. Kakinya melangkah ke tanah Jawa, dan dia pun tersenyum. Inilah tanah impian yang akan mengantarnya menuju pendidikan yang gemilang dan masa depan yang cemerlang. Baginya mimpi itu bukan hanya miliknya, tetapi mimpi bersama sahabatnya yang sudah dulu diambil oleh Sang Pencipta yang lebih mencintainya.

--kisah ini terinspirasi oleh film indie tahun 2000-an dengan judul yang sama yang menceritakan bagaimana kekerasan yang terjadi pada seorang pelajar SMA di atas rel kereta api--

Juni 22, 2014

konsisten pada pilihan

Wah udah lama banget ya gak nulis di blog. Akhir-akhir ini sibuk sama urusan masa depan hehe. Ehm malem ini tiba-tiba kepikiran aja pengen nulis. Yah melihat dari situasi dan kondisiku sekarang dan impian masa depan serta keputusan yang udah diambil di hari yang lalu, jadi pengen berbagi aja.

Keputusan yang udah kita ambil entah itu dengan pemikiran yang matang atau keputusan yang harus diambil dalam waktu singkat atau atas pengaruh berbagai pihak tetap saja itu keputusan yang sudah kita ambil. Sebaiknya kita gak mencla mencle dengan keputusan tersebut kan? Apalagi keputusan tersebut merupakan langkah besar yang akan menentukan masa depan kita. Misalnya milih jurusan ketika kuliah, milih kerjaan, atau keputusan memakai hijab dan lain-lainnya.

Lulus SMA kebanyakan pasti bingung mau milih kuliah jurusan apa ya? Atau mau lanjut kuliah atau kerja ya? Keputusan itu mestinya diambil berdasarkan pertimbangan dan kondisi keluarga serta impian kita. Tapi apa pun keputusan kita seharusnya kita tetep konsisten dengan pilihan kita. Ya gak nyalahin si yang pindah jurusan pas kuliah, tapi ya menurut pendapat aku pribadi, keputusan yang kita ambil itu adalah tanggung jawab kita. Kalo masalah kuliah itu tanggung jawab kita ke orang tua dan masa depan. Jangan sampe kita mengecewakan orang tua karna kita tiba-tiba merasa tidak mampu melanjutkan studi atau minta pindah jurusan, padahal dulunya kita sendiri yang milih jurusan tersebut.

Yang lain lagi misalnya keputusan untuk memakai hijab. Ini keputusan yang besar karena jelas menutup aurat itu merupakan suatu kewajiban bagi muslimah. Aku sadar betul jilbabku masih jauh dari syar'e. Dan sekarang ini masih belajar untuk menggunakan hijab yang syar'e karena jujur menurutku itu bukan keputusan yang enteng. Untuk beralih ke hijab syar'e itu butuh proses buat aku dan takutnya kalo prosesnya instan nantinya aku ga istiqomah dalam menjalaninya. Aku tau betul keputusan menggunakan hijab itu banyak banget godaannya. Aku pun pernah yah tergoda mengupload foto gak pake hijab. Tapi itu beberapa tahun lalu dan sejauh ini aku berusaha banget untuk istiqomah dan menambah ilmu sebanyak-banyaknya tentang berhijab. Aku seneng banget kalo ada temen-temen yang mulai berhijab apalagi yang mulai berhijab syar'e. Mereka itu menginspirasi banget buat aku. Aku yang hijabnya masih biasa merasa termotivasi banget. Tapi akhir-akhir ini aku prihatin banget liat temen-temen yang udah berhijab, kemudian gak lama berhijab syar'e, eh gak lama trus balik lagi ke hijab biasa. Ada juga malah yg tiba-tiba melepas hijabnya. Aku bukan men-judge atau apa. Ini opini pribadiku. Ini blogku jadi aku bebas mau berpendapat apa. Hahahaha.

Jujur aku prihatin banget liatnya. Melepas hijab itu merupakan sesuatu yang sangat disayangkan. Apalagi tadinya udah sempet syar'e hijabnya. Why?? Kita yang belum syar'e terinspirasi banget lho padahal. Apa pas pake hijab syar'e itu cuma ikut-ikutan fashion karna sekarang hijab syar'e juga udah jadi trend fashion kayak hijab alila dan sebagainya. Terus balik lagi ke hijab biasa dengan segala macam trend berhijab. Gak lama terus malah gak pake hijab apa pun alasannya.

Keputusan apa lagi ya? Oh iya, misalnya aja keputusan buat pacaran atau berhubungan dekat dengan lawan jenis. Sekarang banyak banget yang bilang gak pacaran tapi taaruf-an. Tapi diliat-liat gak beda sama orang pacaran. Kalo ditanyain temen eh itu pacar kamu ya, jawabnya bukan. Come on, jalan bareng berdua boncengan dan hal-hal lain kaya orang pacaran tapi gak mau dibilang pacaran. Tapi kalo si ceweknya atau cowoknya deket sama yang lain marah. Itu namanya apa kalo bukan pacaran? HTS? TTM? Kalo pacarnya diilang-ilangin nanti ilang beneran lho. #bukanmendoakan. Jujur aja si kalo emang pacaran ya bilang pacaran kalo taaruf ya lakukan hal-hal yang bersifat taaruf dan gak melanggar batas-batas taaruf. Itu kan udah keputusan kalian buat pacaran.

Random banget ya tulisanku dari ngomongin jurusan kuliah trus berhijab sampe pacaran/taaruf atau apa lah kalian mau bilangnya. Hahahahaha. Whatever lah. Ini murni opini pribadi ya. Bukan nge-judge atau ikut campur urusan orang cuma menumpahkan isi pikiran dan hati aja. Karena jujur aku prihatin banget ngeliatnya. Yah semoga kita sama-sama memperbaiki diri. Aku sendiri juga jauuuuuuh banget dari kata sempurna. Mohon maaf kalo ada kata-kata menyinggung. Sampe ketemu ditulisan selanjutnya kalo lagi mood nulis.


November 30, 2013

di mana Nova yang dulu??

Kadang ketika sedang berdiam diri, aku selalu berpikir "aku berbeda dengan aku yang dulu". Dulu semasa masih sekolah SD, SMP, SMA aku selalu bermimpi dan berusaha mewujudkan mimpi-mimpiku. Bahkan terkadang mimpi-mimpiku itu di luar batas. Benar-benar mimpi karena sangat sulit untuk diwujudkan, seperti bertemu Westlife, jalan-jalan di depan istana Birmingham sama Nicky Byrne, atau ketika westlife konser tiba-tiba Nicky ngajak aku ke panggung then serenade me..hahahahha.. Mimpi-mimpiku sebatas westlife memang. Yah, itu zaman SD waktu aku lagi gandrung-gandrungnya sama boyband satu itu. Sampai-sampai tanda tanganku aja njiplak Nicky Byrne..hahahahaha.. Tapi ada satu mimpiku waktu SD yang paling realistis, yaitu aku harus berhasil masuk ke SMA Negeri 1 Purbalingga. Harus pokoknya!!!! Mimpi itu tercetus ketika kelas 6 SD, aku dan beberapa teman sekelas ditunjuk sebagai petugas upacara pembukaan PON (Pekan Olahraga Nasional) [entah yang keberapa] tingkat Kabupaten Purbalingga. Nah latihan upacaranya diadakan di SMA N 1 Purbalingga. Kebayang kan anak SD latihan di SMA yang paling favorit di kotaku..hmmmmmm.. Pada saat itu aku melihat SMA 1 PBG tu benar-benar "wow". Di samping itu, mamah dan kakakku juga dulunya sekolah di sana. Aku bener-bener kagum sama SMA 1. Mulai saat itu aku mulai pasang target. Aku harus masuk SMA 1!!!! Lulus SD aku ga masuk SMP N 1 Purbalingga yang merupakan SMP favorit di kotaku. Karena zaman itu cara masuk SMP-nya pake tes. Sebenernya aku yakin bisa masuk SMP 1 tapi mamah sama bapak memaksaku buat tes di SMP 2 karena letaknya yang hanya beberapa langkah dari rumahku..hmmmmm.. Aku menuruti kedua orang tuaku. Tapi walaupun aku sekolah di SMP 2, itu tidak menghalangiku untuk tetap mewujudkan mimpiku masuk SMA 1 karena lumayan banyak juga alumnus SMP 2 yang masuk SMA 1. Dan aku harus menjadi salah satu dari mereka!!!! Aku belajar banyak dari SMP 2 ini. Aku menjadi anggota OSIS selama 2 periode dan belajar banyak sekali hal. Selain dari hal akademik, aku juga belajar hal lain seperti Pramuka, basket, organisasi, soft skill, dll. Aku juga ikut beberapa lomba-lomba tingkat Kabupaten. Lomba siswa teladan, lomba mata pelajaran, Lomba majalah dinding dan lain-lain. Walaupun aku tidak meraih juara, tetapi urutanku lumayan. Masuk 5 besar. Tapi ketidakberuntungan menghampiriku. Ujian Nasional SMP diadakan dan unfortunately SMP-ku dapat bantuan dari pemerintah karena program CTL (Contextual Teaching and Learning). Dimana ujian nasional kita diharuskan berbeda dengan sekolah-sekloah lain. Selain SMP-ku ada dua SMP lain yang menerima nasib sama. Alhasil ujianku berbeda dengan sekolah lain. Ujian nasional sekolah lain soalnya semuanya adalah pilihan ganda, sedangkan untuk sekolah yang CTL soalnya ada pilihan ganda, isian singkat, dan essay panjang. Itu untuk mata pelajaran MTK, B. Indonesia, B. Inggris, Fisika, Biologi..hmmmmmm.. Aku bener-bener belajar sekuat tenaga. Aku ga boleh gagal sama sekali. Nilaiku harus bagus dan harus bisa masuk SMA 1, walaupun jalan yg ditempuh harus lebih terjal karena ada CTL itu. Tapi aku harus bisa. Pokoknya harus bisa.Ketika nilai keluar aku senang karena nilaiku termasuk tinggi. Tapi ketika aku tahu nilai-nilai dari SMP lain yang gak CTL, aku mulai terpuruk. Ternyata kalau dibandingkan SMP lain yang gak CTL nilaiku termasuk biasa aja. what?? Dan parahnya, hampir semua anak di Purbalingga tujuan utamanya adalah SMA 1 terutama buat SMP-SMP yang favorit. Aku terpuruk. Aku hampir putus asa waktu itu. Impianku dari SD ga boleh gagal. SMA 1 adalah satu-satunya SMA yang jadi impianku. Aku ga pernah bayangin aku sekolah di SMA selain SMA 1. Setiap hari aku berdoa, tiap hari aku nangis-nangis, sampai-sampai mamah sama bapak juga "nelangsa" ngeliat aku dan marah-marah sama SMP-ku. Sumpah aku sedih banget waktu itu. Itu impianku. Sampai akhirnya hari penutupan pendaftaran tiba dan hari itu juga hari pengumuman. Dari hari pertama sampai terakhir memang nilaiku masih masuk range dan masih aman. Tapi tetep aja ketar-ketir. Sampai akhir waktu penutupan pendaftaran nilaiku masih aman. Dan akhirnya aku berhasil masuk SMA 1. Alhamdulillah ya Allah. aku sujud syukur. Berhasilnya aku masuk SMA 1 itu bukan akhir dari perjuanganku. Dengan aku berhasil masuk SMA 1 aku harus bisa membuktikan diri kepada dunia kalau aku mampu bersaing dengan anak-anak pintar di sekolah ini walaupun aku bukan dari SMP favorit. Aku harus lebih giat lagi. Aku ga mau air mata yang udah aku keluarin gara-gara takut ga keterima terbuang sia-sia. Aku belajar sekuat tenaga. Aku bener-bener gila balajar zaman SMA dulu. Belajar di rumah, sorenya les, ulangan harus belajar sungguh-sungguh. Pokoknya aku ga boleh membiarkan diriku ikut remidi. Aku ga boleh remidi. Sampai akhirnya aku dapat ranking yg cukup memuaskan dan orang tuaku seneng banget. Itu berlanjut sampai aku kelas 3 SMA. Selain itu, aku ikut menjadi anggota di Pramuka dan setelah melalui berbagai macam rintangan dan halangan aku berhasil menjadi Bantara. Tapi sekarang, aku ngerasa beda banget. Dari zaman kuliah semester 3, belajarku gak kaya dulu lagi. mimpi-mimpiku hanya sebatas mimpi karena aku ga berusaha buat mewujudkannnya. Padahal mimpi-mimpiku sekarang lebih realistis dibanding dulu. Jujur aku kecewa sama diriku sendiri. Aku jadi orang pemalas. Ya Allah, aku ga boleh kya gini terus. Mulai semster 5 aku sadar lagi. nilaiku mulai naik lagi. tapi tetep aja ada beberapa nilai yg masih pas-pasan gara-gara kebodohanku gak belajar maksimal. Ya Allah, aku pengen semangat belajarku kaya dulu lagi. pantang menyerah walaupun usahaku terhalang beberapa hal. Aku pengen jadi aku yang dulu lagi.
x

Juni 15, 2013

pencitraan yang mengganggu

Ehm dari hasil observasi selama beberapa bulan ini di twitter dan facebook yang dilakukan secara tidak sengaja, aku nemuin beberapa orang yang suka me-retweet atau ngetweet atau nge-share artikel mengenai hal-hal yang bertentangan dengan kelakuan orang tersebut. Bukannya aku kepo atau ngurusin urusan orang, tapi karena orang-orang di sosial media ini adalah teman-temanku dan kebetulan postingannya itu muncul di timeline atau home-ku ketika aku buka kan otomatis aku baca. Ya sudahlah, jadi aku mulai deh menilai. Bukannya ngejudge ya, tapi aku berusaha mencocokkan aja kepribadian asli orang itu sama hal-hal yang dia posting atau tweet.

Dan ternyata banyak juga ya yang ngeposting hal-hal yang dia bilang "kita sebaiknya ga boleh ini" "kita harusnya menghindari ini" "kita harusnya ngelakuin ini" tapi aslinya kelakuannya bertentangan dengan yang dia posting. Misalnya aja, ada yang ngeposting tentang "ga boleh pacaran" atau "sebaiknya ga pacaran"  atau "buat apa pacaran", tapi helloooow dia sendiri itu pacaran. Bukannya aku ikut campur urusan orang ya, tapi sebenernya ini cukup mengganggu. Sebenernya pengen lho aku unfriend atau unfollow tapi ya gimana orang temen.

Saran aja sih, kalo ngepost sebaiknya mengaca terlebih dahulu sebelum seolah-olah kayak nyuruh atau ngajak berbuat sesuatu yang dia sendiri melakukan hal yang sebaliknya. Mungkin buat pencitraan, tapi jujur ya itu mengganggu.

 
Copyright 2009 Chocoffe