Juni 15, 2013

pencitraan yang mengganggu

Ehm dari hasil observasi selama beberapa bulan ini di twitter dan facebook yang dilakukan secara tidak sengaja, aku nemuin beberapa orang yang suka me-retweet atau ngetweet atau nge-share artikel mengenai hal-hal yang bertentangan dengan kelakuan orang tersebut. Bukannya aku kepo atau ngurusin urusan orang, tapi karena orang-orang di sosial media ini adalah teman-temanku dan kebetulan postingannya itu muncul di timeline atau home-ku ketika aku buka kan otomatis aku baca. Ya sudahlah, jadi aku mulai deh menilai. Bukannya ngejudge ya, tapi aku berusaha mencocokkan aja kepribadian asli orang itu sama hal-hal yang dia posting atau tweet.

Dan ternyata banyak juga ya yang ngeposting hal-hal yang dia bilang "kita sebaiknya ga boleh ini" "kita harusnya menghindari ini" "kita harusnya ngelakuin ini" tapi aslinya kelakuannya bertentangan dengan yang dia posting. Misalnya aja, ada yang ngeposting tentang "ga boleh pacaran" atau "sebaiknya ga pacaran"  atau "buat apa pacaran", tapi helloooow dia sendiri itu pacaran. Bukannya aku ikut campur urusan orang ya, tapi sebenernya ini cukup mengganggu. Sebenernya pengen lho aku unfriend atau unfollow tapi ya gimana orang temen.

Saran aja sih, kalo ngepost sebaiknya mengaca terlebih dahulu sebelum seolah-olah kayak nyuruh atau ngajak berbuat sesuatu yang dia sendiri melakukan hal yang sebaliknya. Mungkin buat pencitraan, tapi jujur ya itu mengganggu.

Juni 10, 2013

Istiqomah atau murtad terhadap ilmu?

Menjelang tengah malam begini, di sela-sela pikiran dalam mencari materi untuk memulai blok 5 aku kepikiran sesuatu. Aku ini belajar Farmasi atas dasar apa sih sebenernya. Siapa dulu yang nyuruh aku belajar Farmasi? Siapa yang nyuruh aku milih jurusan ini pas masuk kuliah? Enjoykah aku dalam menggeluti ilmu ini selama kurun waktu 5 tahun ini? Apa aku bahagia dengan memilih mempelajari ilmu ini?

Aku. Aku sendiri yang memilih Farmasi sebagai ilmu yang akan aku pelajari di jenjang perguruan tinggi ini. Kenapa? Ini jawaban jujur. Karena aku ingin membantu orang. Kenapa enggak jadi dokter aja? 1) Karena aku enggak mau membebani orang tuaku dengan biaya sekolah kedokteran yang melambung tinggi. 2) Karena aku berpikir untuk membantu orang itu kita enggak harus jadi dokter. 3) Karena orang farmasi sedang banyak dibutuhkan di dunia kerja jadi peluangku masih besar. Jadi aku harus bertanggung jawab dengan apa yang udah aku pilih.

Enjoykah aku? Ya. Aku merasa cukup enjoy walaupun pasti ada saat-saat dimana rasanya jenuh dan tertekan dengan semua deadline tugas, laporan dan kewajiban lain yang harus aku penuhi. Tapi itu wajar. Sangat wajar.

Bahagiakah aku? Ya. Selama ini aku bahagia. Meski kadang ada beberapa hal yang tidak sesuai dengan keinginanku. Tapi aku bisa menerimanya dan tidak mengurangi kadar kebahagiaanku dalam mempelajari ilmu ini.

Jadi kenapa judul posting ini ada kata "murtad"nya??

Karena aku merasa ingin mempelajari ilmu lain. Bukannya aku tidak puas dengan farmasi, tapi aku ingin belajar sebanyak-banyaknya bukan cuma dari Farmasi saja. Ada beberapa ilmu yang mungkin agak berseberangan dengan farmasi.

Aku ingin belajar manajemen. Impact dari blok 2, aku jadi menyadari pentingnya belajar manajemen. Bukan hanya manajemen farmasi yang mencakup RS dan industri tapi manajemen yang bersifat global. Mungkin lebih ke bidang ekonomi tapi bukan cuma ekonomi saja. Aku ingin belajar manajemen secara keseluruhan.

Design and garment. Aku pengen belajar tentang design dan garment. Mungkin lebih ke clothing, langkah awal aku pengen belajar menjahit dan kalo itu terealisasikan aku bisa bikin baju sesuai design dan ukuranku. Mungkin ini bisa dibilang hobi yang berawal dari jahitin baju barbie dari kain perca jaman SD. Aku juga punya mimpi, selain punya apotek sendiri, aku pengen punya butik dengan brand namaku sendiri, NGD.

Aku pengen belajar sastra. Aku itu suka membaca dan menulis. Menulis apa aja. Tapi aku ngerasa ilmuku belum cukup. Aku harus lebih banyak belajar. Dan aku pikir ini ga bisa cuma otodidak.

Nanti kalau sudah waktunya aku nyari kerjaan. Aku enggak pengen idealis juga aku harus kerja di bidang farmasi karena 5th terakhir aku habiskan untuk belajar farmasi. Aku pengen kerja di Dinkes Depkes atau BPOM, di industri farmasi, atau jadi dosen. Tapi aku juga punya interest ke bidang lain. Tidak menutup kemungkinan seorang Nova Gupita Dersonolo nantinya kerja di Departemen Keuangan, di Pertamina, atau di bidang lain selain kesehatan. Karena ilmu itu luas dan dibawa sampai liang lahat. Tidak masalah kan kalau kita belajar sebanyak-banyaknya ilmu. Bukan berarti kita murtad kan terhadap ilmu yang sekarang kita geluti.

Ini hanya catatan kecil dari seorang anak yang banyak maunya, banyak mimpinya, dan berusaha mewujudkannya.
 
Copyright 2009 Chocoffe